Penggunaan cannabis (ganja) semakin diterima di berbagai negara, termasuk di Amerika Serikat, di mana 38 negara bagian telah melegalkan penggunaan ganja medis, dan hampir setengah dari negara bagian AS juga telah melegalkan penggunaan rekreasionalnya. Meskipun ada banyak penelitian yang telah mengidentifikasi risiko kesehatan jangka pendek dan jangka panjang dari penggunaan ganja, hubungan antara penggunaan cannabis dan risiko skizofrenia masih menjadi topik yang penuh tanda tanya.
Para ahli sepakat bahwa penggunaan cannabis dapat menyebabkan gejala psikosis, yang merupakan salah satu tanda dari skizofrenia. Menurut Dr. David Streem, seorang psikiater di Cleveland Clinic, pengguna ganja secara teratur memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami psikosis, dari 0,07% menjadi 0,14%. Gejala psikosis ini bisa meliputi delusi (keyakinan salah yang sulit diubah meskipun ada bukti yang jelas) dan halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak dilihat atau didengar oleh orang lain). Jika seseorang mengalami episode psikosis, mereka mungkin juga mengalami gejala lain seperti paranoia, kesulitan tidur, dan penarikan diri sosial.
Penting untuk dicatat bahwa potensi THC (delta-9-tetrahydrocannabinol), komponen psikoaktif utama dalam cannabis, semakin meningkat. Penelitian menunjukkan bahwa potensi umum cannabis telah meningkat dari sekitar 10% pada tahun 2009 menjadi 14% pada tahun 2019. Ini berarti bahwa risiko psikosis kemungkinan akan meningkat seiring dengan meningkatnya potensi THC dalam produk ganja.
Namun, meskipun ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan cannabis dan peningkatan risiko gangguan mental, termasuk skizofrenia, sulit untuk menyatakan dengan pasti apakah penggunaan ganja secara langsung menyebabkan skizofrenia. Dr. J. Michael Bostwick, psikiater di Mayo Clinic, menjelaskan bahwa penelitian yang ada saat ini lebih berfokus pada asosiasi daripada kausalitas. Artinya, meskipun ada keterkaitan, penyebab pasti dari skizofrenia masih belum jelas.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Schizophrenia Bulletin menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan cannabis secara teratur dan mengalami episode psikosis pertama dapat meningkatkan prognosis mereka jika mereka berhenti menggunakan cannabis. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa kunjungan ke ruang gawat darurat karena psikosis yang disebabkan oleh zat terkait dengan peningkatan risiko perkembangan skizofrenia, dengan pengguna cannabis memiliki risiko tertinggi untuk beralih ke skizofrenia.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi risiko terkait penggunaan cannabis dan skizofrenia. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Schizophrenia Research, ditemukan bahwa individu dengan riwayat keluarga skizofrenia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi tersebut, terlepas dari apakah mereka menggunakan cannabis atau tidak. Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa risiko ini lebih besar pada mereka yang secara genetik rentan terhadap skizofrenia.
Penggunaan cannabis pada remaja juga menjadi perhatian khusus. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ganja selama masa remaja dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan skizofrenia pada usia yang lebih muda dan dengan gejala yang lebih parah. Hal ini terutama berlaku untuk remaja laki-laki dan pria muda berusia 16 hingga 20 tahun. Selain risiko skizofrenia dan psikosis, penggunaan cannabis di kalangan remaja juga dikaitkan dengan sejumlah risiko kesehatan lainnya, termasuk masalah di sekolah, masalah memori dan konsentrasi, serta peningkatan perilaku agresif.
Karena risiko yang signifikan ini, banyak ahli dan organisasi, termasuk American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), merekomendasikan agar penggunaan cannabis rekreasional dihindari oleh remaja. Penelitian yang ada juga sangat terbatas dalam mendukung manfaat penggunaan ganja medis di kalangan remaja untuk sebagian besar kondisi.
Kesimpulannya, meskipun ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan cannabis dapat menyebabkan psikosis dan mungkin meningkatkan risiko skizofrenia, para ahli masih mencari pemahaman yang lebih jelas tentang hubungan ini. Penggunaan cannabis, terutama di kalangan remaja, dapat membawa risiko kesehatan yang serius, dan penting bagi individu untuk mempertimbangkan konsekuensi potensial sebelum memutuskan untuk menggunakan produk berbasis cannabis.