Disparitas Kesehatan: Menyikapi Angka Kematian di Kalangan Masyarakat Kulit Hitam di Amerika Serikat
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap disparitas kesehatan di antara berbagai kelompok ras dan etnis semakin meningkat. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa meskipun angka kematian untuk beberapa penyebab kematian di kalangan masyarakat kulit hitam Amerika mengalami penurunan, ketimpangan dibandingkan dengan masyarakat kulit putih masih ada dan bahkan semakin melebar untuk beberapa penyebab kematian. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai data ini dan implikasinya bagi kesehatan masyarakat.
Latar Belakang Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sertifikat kematian yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dari tahun 1999 hingga 2020. Para peneliti menghitung angka kematian untuk masyarakat kulit hitam dibandingkan dengan masyarakat kulit putih, dengan fokus pada penyebab kematian yang paling umum bagi pria dan wanita, termasuk kematian akibat COVID-19 selama pandemi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata, terdapat 1,49 lebih banyak kematian wanita kulit hitam dan 2,84 lebih banyak kematian pria kulit hitam per 1.000 individu dibandingkan dengan wanita dan pria kulit putih selama periode studi. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open.
Penurunan Kematian Akibat Penyakit Jantung dan Kanker
Di balik angka-angka tersebut, terdapat gambaran yang campur aduk mengenai kemajuan dan kemunduran. Untuk wanita kulit hitam, angka kematian yang disesuaikan dengan usia menunjukkan penurunan rata-rata sebesar 5,7 persen per tahun hingga tahun 2015, yang didorong oleh perbaikan dalam pengobatan penyakit jantung, diabetes, kanker, kecelakaan, dan stroke. Namun, setelah tahun 2015, kemajuan ini mulai terhenti, dan pandemi COVID-19 menyebabkan lonjakan kematian yang signifikan dari tahun 2019 hingga 2020.
Sementara itu, pria kulit hitam juga mengalami penurunan angka kematian yang disesuaikan dengan usia rata-rata sebesar 5,2 persen per tahun hingga tahun 2011, berkat penurunan angka kematian akibat kanker, penyakit jantung, kecelakaan, dan HIV. Namun, seperti halnya wanita, kemajuan ini terhenti pada periode selanjutnya, dan kematian akibat COVID-19 menyebabkan lonjakan angka kematian dari tahun 2019 hingga 2020.
Peningkatan Disparitas Kematian
Satu hal yang mencolok dari studi ini adalah meningkatnya disparitas rasial dalam angka kematian akibat kecelakaan, penyakit jantung, stroke, dan serangan yang dimulai pada tahun 2012 untuk pria kulit hitam dan tahun 2016 untuk wanita kulit hitam. Meskipun stres yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 kemungkinan memperburuk disparitas ini, masalah ini sebenarnya sudah ada sebelum pandemi, menurut penulis utama studi, Adith Arun dari Yale School of Medicine.
Arun menyatakan, “Disparitas rasial untuk penyebab kematian eksternal — seperti serangan, kecelakaan, dan bunuh diri — telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.” Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap peningkatan ini mencakup akses yang lebih mudah terhadap senjata api, perpecahan politik, ketidakamanan pangan dan perumahan, inflasi, serta biaya perawatan kesehatan yang meningkat.
Batasan Penelitian
Meskipun penelitian ini memberikan wawasan penting, terdapat beberapa batasan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah bahwa sertifikat kematian kadang-kadang memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak akurat mengenai penyebab kematian dan karakteristik demografis. Selain itu, penelitian ini hanya fokus pada apakah kesenjangan angka kematian antara masyarakat kulit hitam dan kulit putih melebar atau menyempit, tanpa melaporkan apakah kesenjangan menyempit akibat peningkatan untuk masyarakat kulit hitam atau kemunduran untuk masyarakat kulit putih.
Sebagai contoh, hipertensi adalah faktor risiko utama untuk kematian akibat penyebab seperti penyakit jantung dan stroke. Kesenjangan ini masih ada sebagian karena hipertensi lebih umum di kalangan masyarakat kulit hitam dibandingkan dengan kelompok ras atau etnis lainnya, dan juga karena pengobatan yang kurang optimal di kalangan masyarakat kulit hitam, menurut George Howard, seorang profesor kesehatan masyarakat di University of Alabama di Birmingham.
Howard menambahkan, “Perbedaan antara masyarakat kulit hitam dan kulit putih dapat dikurangi dengan pengobatan yang lebih baik oleh dokter untuk mengontrol tekanan darah, terutama di populasi kulit hitam. Ini sangat penting untuk dilakukan; namun, ini tidak mengatasi masalah bahwa prevalensi hipertensi lebih tinggi di populasi kulit hitam.”
Upaya untuk Mengurangi Risiko Kematian Dini
Ada langkah-langkah yang dapat diambil oleh setiap orang, terlepas dari ras dan etnis, untuk meminimalkan risiko kematian dini akibat banyak penyebab yang dibahas dalam studi ini. Arun merekomendasikan agar semua orang bertanya tentang kesehatan mereka, mencari perawatan dari penyedia layanan kesehatan yang mendengarkan mereka, dan terlibat dalam langkah-langkah pencegahan seperti latihan ketahanan, mengonsumsi sayuran segar dan protein, berjalan, serta tidur lebih dari delapan jam setiap hari.
Kesimpulan
Data yang diungkapkan dalam studi ini memberikan gambaran yang jelas tentang tantangan yang dihadapi masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat terkait kesehatan. Meskipun ada beberapa kemajuan, disparitas yang terus ada menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan kesehatan. Edukasi dan kesadaran akan pentingnya tindakan pencegahan kesehatan harus diperkuat, tidak hanya di kalangan masyarakat kulit hitam tetapi juga di semua kelompok etnis, untuk memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk hidup sehat dan panjang umur.
Dengan memahami data ini, kita dapat lebih menghargai pentingnya kesehatan masyarakat dan berkontribusi pada upaya mengurangi disparitas yang ada. Mari kita jaga kesehatan kita dan saling mendukung dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan setara.