Psikedelik dan Terapi Psikedelik: Menyelami Potensi dan Tantangan
Dalam beberapa tahun terakhir, psikedelik dan terapi psikedelik mulai menarik perhatian di kalangan peneliti, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum. Meskipun definisi resmi mengenai terapi psikedelik belum ada di Amerika Serikat, penelitian yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa zat-zat ini dapat berperan penting dalam perawatan kesehatan mental. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang psikedelik, manfaat potensialnya, serta tantangan yang dihadapi dalam penerapannya di dunia medis.
Apa Itu Terapi Psikedelik?
Terapi psikedelik adalah pengobatan untuk gangguan mental di mana pasien diberikan dosis psikedelik dalam setting klinis, disertai dengan sesi konseling persiapan dan integrasi. Penelitian yang diterbitkan dalam Frontiers in Psychiatry pada Februari 2020 menyebutkan bahwa psikedelik dapat memengaruhi persepsi individu terhadap dunia luar dan konsep diri mereka, serta dapat memengaruhi suasana hati, pengelolaan stres, memori, dan fungsi sosial.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan psikedelik secara ilegal dan tanpa pengawasan klinis tidak dianggap sebagai terapi psikedelik dan tidak direkomendasikan oleh para ahli medis.
Jenis Psikedelik: Klasik dan Non-Klasik
Psikedelik klasik adalah kelompok obat psikoaktif yang mencakup psilocybin (dari jamur genus Psilocybe), LSD (yang disintesis dari jamur lain), dan ayahuasca (ramuan tradisional berbasis tanaman). Di sisi lain, zat seperti ketamin dan MDMA dianggap sebagai agen halusinogenik atau psikedelik non-klasik, karena mereka memiliki jalur kerja yang mirip di otak dan menghasilkan efek yang serupa.
Diskusi mengenai psikedelik sering kali menggabungkan kedua kategori ini. Misalnya, dalam workshop yang diadakan oleh NIH, istilah "psikedelik" digunakan untuk merujuk secara luas pada obat-obatan halusinogen, tanpa memandang jenis zatnya.
Tantangan untuk Terapi Psikedelik di AS
Meskipun penelitian menunjukkan bahwa beberapa psikedelik memiliki manfaat penyembuhan, para ilmuwan, pembuat undang-undang, dan organisasi kesehatan masih belum sepenuhnya memahami efektivitas dan keamanan penggunaan zat-zat ini dalam konteks kesehatan. Setelah bertahun-tahun terhenti, penelitian psikedelik di AS perlu dilakukan dengan hati-hati agar antusiasme terhadap zat-zat ini tidak melebihi temuan ilmiah. Dr. Charles Grob, seorang peneliti di Lundquist Institute di Los Angeles, menekankan bahwa masih banyak yang perlu dipelajari dan dilakukan untuk mengejar ketertinggalan.
Sampai saat ini, hanya ketamin yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS untuk digunakan sebagai pengobatan depresi. Beberapa negara bagian seperti Oregon dan Colorado telah melegalkan penggunaan psilocybin untuk tujuan terapeutik, dan negara bagian Washington serta New York juga sedang mempertimbangkan legislasi serupa.
Bekerja dengan Terapis Berlisensi
Terapi psikedelik sering kali digunakan sebagai pendekatan pelengkap untuk mendukung tujuan kesehatan mental yang telah ditetapkan. Jika Anda mempertimbangkan terapi yang dibantu psikedelik (di luar uji klinis), penting untuk melakukannya di bawah pengawasan terapis berlisensi yang berpengalaman. Dr. Grob menjelaskan bahwa terapi yang dibantu psikedelik melibatkan fasilitator yang kompeten untuk memastikan bahwa individu yang akan diobati adalah kandidat yang tepat.
Manfaat Kesehatan Potensial dari Terapi Psikedelik
Meskipun banyak jenis obat psikedelik masih dalam tahap uji klinis dan belum diteliti secara luas, berikut adalah beberapa penggunaan yang diidentifikasi oleh penelitian saat ini:
1. Membantu Mengatasi Depresi yang Resisten Terhadap Pengobatan
Ketamin telah disetujui oleh FDA dalam bentuk semprotan hidung bernama Spravato untuk pengobatan depresi yang sulit diobati. Terapi ketamin dapat dilakukan secara mandiri atau bersamaan dengan bentuk psikoterapi konvensional. Penelitian menunjukkan bahwa ketamin dapat memberikan efek antidepresan yang cepat, bahkan dalam hitungan jam setelah infus.
2. Efektivitas untuk PTSD
MDMA, yang dikenal sebagai ecstasy, telah menunjukkan potensi dalam mengobati PTSD, meskipun masih memerlukan uji coba lebih lanjut untuk mendapatkan persetujuan FDA. Dalam uji coba sebelumnya, MDMA terbukti mengurangi gejala PTSD secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
3. Membantu Mengatasi Kecanduan
Psilocybin mungkin menjadi opsi pengobatan untuk masalah kecanduan. Penelitian menunjukkan bahwa peserta yang menerima psilocybin bersamaan dengan psikoterapi mengalami penurunan signifikan dalam kebiasaan minum alkohol dibandingkan dengan kelompok kontrol.
4. Mengurangi Stres Terkait Penyakit Mengancam Jiwa
Terapi yang dibantu psikedelik dapat memberikan pengalaman psiko-spiritual yang memberikan kenyamanan bagi pasien yang menghadapi diagnosis parah. Penelitian menunjukkan bahwa terapi ini dapat mengurangi kecemasan dan depresi pada pasien kanker.
5. Membantu Pemulihan dari Gangguan Makan
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa terapi psikedelik dapat membantu dalam proses pemulihan dari gangguan makan. Dalam suatu uji coba, sesi terapi yang dibantu MDMA menunjukkan penurunan gejala gangguan makan pada peserta.
Kesimpulan
Psikedelik dan terapi psikedelik menawarkan potensi yang menjanjikan dalam pengobatan berbagai gangguan mental. Namun, tantangan yang ada, termasuk masalah legalitas dan kebutuhan akan penelitian lebih lanjut, harus diatasi agar terapi ini dapat diterima secara luas dalam praktik medis. Bagi masyarakat awam, penting untuk memahami bahwa meskipun ada manfaat potensial, penggunaan psikedelik harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional untuk memastikan keselamatan dan efektivitas.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang psikedelik dan terapi psikedelik, kita dapat membuka jalan menuju inovasi dalam perawatan kesehatan mental di masa depan.
1 comment
[…] Edukasi adalah kunci dalam memerangi kanker payudara. Dengan memahami risiko, gejala, dan langkah pencegahan, kita dapat lebih siap menghadapi penyakit ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mencari informasi dan mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia kesehatan. […]