Risiko Kesehatan yang Mengintai Akibat Obesitas

by

Deprecated: preg_split(): Passing null to parameter #3 ($limit) of type int is deprecated in /home/googo.my.id/public_html/wp-content/themes/soledad/inc/template-function.php on line 1002

Deprecated: preg_split(): Passing null to parameter #3 ($limit) of type int is deprecated in /home/googo.my.id/public_html/wp-content/themes/soledad/inc/template-function.php on line 1002
4 minutes read

Obesitas, atau kelebihan berat badan, bukan hanya masalah penampilan, tetapi juga dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan yang serius. Menurut definisi, seseorang dikategorikan mengalami obesitas jika indeks massa tubuh (BMI) mereka melebihi 30. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai risiko kesehatan yang terkait dengan obesitas, agar kita semua bisa lebih waspada dan mengambil tindakan yang tepat.

Seseorang yang mengalami obesitas memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan berbagai kondisi kesehatan kronis, seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, penyakit hati, dan beberapa jenis kanker. Dr. Mir Ali, seorang ahli bedah bariatrik, menyatakan bahwa obesitas memengaruhi setiap sistem organ dalam tubuh dan dapat menimbulkan efek negatif pada masing-masing sistem tersebut.

Berikut adalah beberapa komplikasi kesehatan yang umum terjadi akibat obesitas:

1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah tinggi terjadi ketika darah mengalir melalui arteri dengan tekanan yang lebih tinggi dari normal. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Penelitian menunjukkan bahwa antara 65 hingga 78 persen kasus hipertensi berhubungan dengan obesitas. Mengubah gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi alkohol dan menerapkan pola makan sehat, serta mungkin memerlukan pengobatan untuk menurunkan tekanan darah, adalah langkah penting dalam pengelolaan hipertensi.

2. Penyakit Hati
Obesitas merupakan faktor risiko yang signifikan untuk penyakit hati yang dikenal sebagai penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), yang kini lebih dikenal dengan istilah penyakit hati steatosis terkait disfungsi metabolik (MASLD). Prevalensi MASLD di populasi umum sekitar 25 persen, dan bisa mencapai 60 persen pada populasi berisiko tinggi, termasuk individu dengan obesitas atau diabetes tipe 2. Pengobatan MASLD umumnya berfokus pada penurunan berat badan dan pengelolaan kondisi lain seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan hipertensi.

3. Kolesterol Tinggi
Kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke. Meskipun siapa pun dapat mengalami kolesterol tinggi, kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan kemungkinan tersebut. Penurunan berat badan sebesar 5 hingga 10 persen dari total berat badan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.

4. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah kondisi di mana tubuh tidak memproduksi cukup insulin, hormon yang dibutuhkan untuk memindahkan gula ke dalam sel. Obesitas berkontribusi pada resistensi insulin, yang meningkatkan kadar gula darah. Penurunan berat badan, bahkan sedikit, dapat membantu mengelola kadar gula darah dengan lebih baik.

5. Penyakit Jantung
Penyakit jantung mencakup berbagai masalah pada sistem kardiovaskular dan seringkali berkaitan dengan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri. Obesitas dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit jantung, terutama jika kelebihan lemak terakumulasi di area perut. Mengukur lingkar pinggang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang risiko penyakit jantung.

6. Stroke
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat. Risiko stroke meningkat pada individu dengan obesitas, serta mereka yang memiliki kondisi terkait obesitas seperti hipertensi dan diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan obesitas memiliki risiko stroke yang meningkat hingga 64 persen.

7. Penyakit Kandung Empedu
Obesitas juga berkaitan dengan peningkatan risiko masalah pada kandung empedu, seperti batu empedu. Sekitar 70 persen batu empedu terbentuk dari kolesterol, yang dapat menyumbat saluran empedu dan menyebabkan rasa sakit.

8. Osteoartritis
Kelebihan berat badan dapat memberikan tekanan tambahan pada sendi, meningkatkan risiko osteoartritis, yang ditandai dengan kerusakan pada kartilago sendi. Penurunan berat badan dapat membantu mengurangi gejala osteoartritis.

9. Sleep Apnea
Sleep apnea obstruktif (OSA) adalah kondisi yang menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur. Obesitas dapat menyebabkan penumpukan lemak di leher yang menghalangi saluran napas. Jika tidak diobati, sleep apnea dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

10. Asma
Orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi terhadap asma. Kelebihan berat badan dapat mempengaruhi fungsi paru-paru dan meningkatkan peradangan, memperburuk gejala asma.

11. Gangguan Kesehatan Mental
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dan gangguan suasana hati, seperti kecemasan dan depresi. Individu dengan obesitas memiliki risiko 55 persen lebih tinggi untuk mengalami depresi. Mengatasi obesitas dan depresi sering kali memerlukan dukungan profesional.

12. Kanker
Obesitas dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, endometrium, dan kolorektal. Teori saat ini menunjukkan bahwa jaringan lemak dapat memproduksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sel, serta kondisi peradangan yang berkaitan dengan obesitas dapat berkontribusi pada risiko kanker.

Kesimpulannya, obesitas tidak hanya memengaruhi penampilan fisik, tetapi juga dapat membawa risiko kesehatan yang serius. Penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan, seperti menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mengurangi risiko komplikasi yang terkait dengan obesitas. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang berjuang dengan obesitas, jangan ragu untuk mencari bantuan. Kesehatan adalah investasi terbaik yang dapat kita lakukan untuk diri kita sendiri.

You may also like

Leave a Comment