Deprecated: Creation of dynamic property Penci_AMP_Post_Template::$ID is deprecated in /home/googo.my.id/public_html/wp-content/plugins/penci-soledad-amp/includes/class-amp-post-template.php on line 46

Deprecated: Creation of dynamic property Penci_AMP_Post_Template::$post is deprecated in /home/googo.my.id/public_html/wp-content/plugins/penci-soledad-amp/includes/class-amp-post-template.php on line 47
Terapi Bicara vs Obat: Mana yang Lebih Efektif untuk Kelelahan MS? – Destinasi Wisata Indonesia

Terapi Bicara vs Obat: Mana yang Lebih Efektif untuk Kelelahan MS?

Mengatasi Kelelahan pada Penderita Sklerosis Multipel: Terapi Bicara vs. Obat

Sklerosis multipel (MS) adalah penyakit autoimun yang memengaruhi sistem saraf pusat. Salah satu gejala yang paling umum dan menyakitkan bagi penderita MS adalah kelelahan. Menurut penelitian terbaru, hingga 90 persen penderita sklerosis multipel mengalami kelelahan pada suatu titik dalam hidup mereka, dan hampir setengah dari mereka menggambarkan kelelahan sebagai gejala yang paling melemahkan. Namun, berita baiknya adalah ada cara untuk mengatasi kelelahan ini, baik melalui terapi bicara maupun pengobatan.

Kelelahan: Gejala yang Sering Terabaikan

Kelelahan pada penderita MS bukanlah kelelahan biasa. Ini adalah kondisi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa kelelahan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan fisik, emosional, dan psikologis yang dialami oleh penderita MS. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi yang efektif.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet Neurology, peneliti mengeksplorasi tiga intervensi untuk mengatasi kelelahan pada penderita MS: terapi perilaku kognitif (CBT), obat modafinil, dan kombinasi keduanya. Terapi perilaku kognitif adalah bentuk terapi bicara yang membantu individu mengenali pikiran negatif dan meresponsnya dengan cara yang lebih positif. Sementara itu, modafinil adalah stimulan ringan yang sering digunakan untuk mengatasi masalah tidur.

Metodologi Penelitian

Dalam studi ini, sebanyak 336 peserta diminta untuk menilai tingkat kelelahan mereka sebelum memulai perawatan dan lagi setelah 12 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang menjalani CBT melalui telepon, yang mengonsumsi modafinil sekali atau dua kali sehari, serta yang menjalani kombinasi keduanya, mengalami penurunan kelelahan yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa baik terapi bicara maupun pengobatan dapat memberikan dampak positif yang nyata.

Menurut Dr. Tiffany Braley, penulis utama studi dan profesor neurologi di Michigan Neuroscience Institute, penelitian ini memberikan bukti baru bahwa baik CBT maupun modafinil sama-sama efektif dalam mengatasi kelelahan pada penderita MS. Hal ini dapat membantu membentuk pendekatan pengobatan untuk salah satu gejala yang paling menantang yang dialami oleh penderita MS.

Efektivitas Terapi Bicara dan Obat

Dalam penelitian tersebut, 65 persen pasien yang menjalani CBT, 69 persen yang mengonsumsi modafinil, dan 70 persen yang menjalani terapi kombinasi melaporkan penurunan kelelahan yang "secara klinis signifikan". Meskipun hasil ini tidak signifikan secara statistik, mereka menunjukkan bahwa baik CBT maupun pengobatan dapat memiliki peran dalam membantu mengatasi kelelahan pada penderita MS.

Dr. Bardia Nourbakhsh, seorang profesor neurologi di Johns Hopkins University, menambahkan bahwa CBT dapat membantu pasien MS mengidentifikasi hubungan antara pikiran, emosi, dan perilaku mereka, terutama pola yang dapat memperburuk kelelahan. Pendekatan ini memberdayakan individu untuk mengembangkan strategi baru dalam mengelola energi, menyesuaikan pikiran yang tidak membantu, dan menciptakan kebiasaan yang lebih sehat untuk mengatasi kelelahan.

Manfaat dan Tantangan Terapi Bicara

Salah satu pertanyaan terbuka dari penelitian ini adalah apakah peserta mendapatkan manfaat hanya dari berbicara dengan terapis atau dari pendekatan terapi yang digunakan dalam CBT. Meskipun demikian, banyak ahli sepakat bahwa terapi bicara dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan oleh penderita MS.

Di sisi lain, modafinil terbukti memiliki efek yang bervariasi antara individu. Ini menunjukkan bahwa obat ini mungkin lebih efektif bagi mereka yang mengalami kelelahan bersamaan dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari. Dr. Nourbakhsh menyarankan agar pasien yang mengalami kantuk di siang hari juga diperiksa untuk gangguan tidur seperti sleep apnea. Jika tidak ada gangguan tidur yang terdeteksi, dan kelelahan serta kantuk tetap ada setelah pengobatan gangguan tidur, modafinil mungkin menjadi pilihan yang baik.

Pertimbangan dalam Pengobatan

Meskipun ada banyak pilihan untuk mengatasi kelelahan pada penderita MS, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang akan merespons dengan cara yang sama. Setiap individu memiliki kebutuhan dan kondisi yang unik, sehingga pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan. Oleh karena itu, penting bagi penderita MS untuk berkonsultasi dengan dokter mereka untuk menentukan pilihan pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi mereka.

Dalam hal ini, Dr. Nourbakhsh merekomendasikan agar pendekatan non-obat, seperti CBT, menjadi pilihan pertama untuk mengatasi kelelahan, terutama jika tidak ada gangguan tidur yang mendasarinya. Namun, jika kelelahan disertai dengan kantuk di siang hari, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan apakah ada masalah tidur yang perlu diatasi.

Kesimpulan

Kelelahan adalah salah satu gejala paling umum dan melemahkan yang dialami penderita sklerosis multipel. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa baik terapi bicara maupun pengobatan dapat memberikan bantuan yang signifikan. Dengan memahami manfaat dari kedua pendekatan ini, penderita MS dapat lebih baik dalam mengelola kelelahan mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Penting untuk terus mencari informasi dan dukungan, baik dari profesional kesehatan maupun komunitas, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Dengan pendekatan yang tepat, penderita MS dapat menemukan cara untuk mengatasi kelelahan dan menjalani hidup yang lebih bermakna.

Related posts

6 Alasan Medis Penting untuk Melakukan Aborsi

Mengelola Sindrom Terowongan Karpal bagi Penderita ATTRCM

Hidradenitis Suppurativa Apakah Bisa Terjadi di Area Vagina